A Small Step

Dalam perjalanan hidup, manusia menghadapi berbagai perubahan. Mulai dari masa pertumbuhan, lingkungan, pendidikan, pertemanan dan hal-hal lainnya. Perubahan bersifat unpredictable, terkadang bisa direncanakan tapi bisa juga di luar rencana. Perubahan membawa kita pada pengambilan keputusan yang mengharuskan kita memilih langkah-langkah dalam mengarungi perjalanan hidup. Tak jarang, keputusan-keputusan sulit harus diambil dengan resiko yang besar demi menjadi lebih baik.

Berbicara mengenai masa depan, semua manusia pasti ingin bisa sukses, punya ini itu, harus bisa ini dan itu. Ga ada manusia yang ingin kehidupannya gitu-gitu aja, pasti pengennya adanya perubahan besar untuk bertambah maju. Ambisi-ambisi yang dimiliki juga harus dibarengi dengan usaha keras dan doa kepada Sang Pencipta. Walaupun demikian, perubahan yang terjadi kadang tak sesuai dengan jalan pikiran. Kita berpikir dan berencana kalo 5 tahun ke depan kita harus jadi seperti ini, mulai sekarang kita harus melakukan ini, ini, ini dan ini. Setiap strategi dibuat untuk bisa mencapai goals yang diinginkan tapi ga semua berjalan lancar. Pasti ada kerikil-kerikil bahkan batu yang lebih besar yang mengiringi perjalanan kita.

Gue sendiri juga begitu. Ketika lulus SMA, gue merencanakan mau kuliah di mana, jurusan apa, setelahnya mau kemana dan sebagainya. Setelah masuk perguruan tinggi, perubahan-perubahan bermunculan padahal gue pikir perjalanannya bakal smooth aja. Gue belajar bahasa Jawa demi bisa berkomunikasi. Mulai belajar memahami karakter teman-teman di sekitar dengan background yang beda-beda tapi untungnya gue dipertemukan dengan banyak orang baik oleh Tuhan. Pada saat kuliah sudah berencana bahwa setiap semester IPK harus sekian biar bisa ambil full sks, harus lulus dalam waktu 4 tahun supaya bisa cum laude dan cepet dapet kerja tapi yang terjadi malah perubahan yang di luar rencana. Gue harus ngambil 3 semester untuk menyelesaikan skripsi, batal cum laude karena waktu kuliah yang melebihi batas dan gagal di beberapa kali interview pekerjaan setelah wisuda.

Di balik berbagai perubahan di luar rencana yang terjadi, gue belajar satu hal. Belajar menghargai setiap langkah kecil yang gue ambil dari setiap proses hidup. Mungkin, ketika menilik kehidupan orang lain yang dulu berjalan berbarengan, kita masih jauh dari mereka tapi ketika melihat kembali, proses yang dialami pun berbeda. Cara orang melakoni hidup berbeda-beda makanya hasilnya juga beda-beda. Struggle yang dihadapi pun berbeda sehingga hargai setiap proses yang berhasil kamu lewati dan yang dijalani saat ini.

Dalam ketidak-produktif-an, pertengahan April tahun ini gue memutuskan untuk menulis. Sebuah langkah kecil yang gue lakukan di tahun 2021. Gue pribadi memang suka menulis tapi belum kesampaian di tahun-tahun sebelumnya. Tujuan gue menulis adalah untuk mengeluarkan isi kepala gue sekaligus mengasah kembali kemampuan yang dipunyai. Terjebak dalam pandemi membuat gue jarang bisa bertemu, bertatap muka dengan teman seumuran untuk membahas fenomena ataupun struggle kehidupan sebagai kaum generasi milenial. Dengan menulis, gue bisa mengutarakan itu dan sekaligus menjadi media sharing dengan orang-orang yang membacanya.

Berdiskusi dengan teman yang lebih berpengalaman, akhirnya memilih untuk menulis di blog. Some people said kalo blog sudah ketinggalan zaman tapi blog ini gue pakai sebagai memori digital yang gue tulis untuk di kemudian hari bisa gue baca lagi dan menyemangati gue kembali. Awalnya ga pede, karena udah lama banget ga nulis tapi kalo ga mulai sekarang ya ga bakal mulai-mulai kayak tahun-tahun sebelumnya. Sampe saat ini, puji Tuhan masih berjalan cukup rutin setiap minggunya. Mungkin bagi sebagian orang, apa yang gue lakukan saat ini ga guna, buang-buang waktu, tapi blog ini menjadikan gue cukup produktif untuk menghasilkan karya. Respon dari beberapa teman yang membaca totally positif. Ini adalah sebuah bonus dari Tuhan yang gue ga pernah expect sebelumnya ketika memulai blog ini. Terkadang ketika gue membaca kembali tulisan-tulisan sebelumnya, gue berterima kasih dengan diri sendiri karena berani melangkah untuk memulai sesuatu walaupun hanya langkah kecil.

Kecenderungan manusia adalah untuk membuat sebuah perubahan besar yang tentunya hasilnya juga berbuah besar. Hal ini yang membuat manusia gampang kecewa ketika apa yang berjalan tak sesuai ekspektasinya. Untuk mencapai perubahan besar pasti ada langkah-langkah kecil yang dilakukan. Langkah-langkah inilah yang terkadang terabaikan oleh kita padahal tanpa langkah-langkah ini, kita ga bisa sampe pada tujuan besar kita. Belajar untuk menghargai setiap proses sekecil apapun karena dari setiap proses itu pasti ada andil dalam pembentukan pola pikir dan terdapat value untuk proses kehidupan kita selanjutnya.


Comments

Popular Posts