Keperawanan

Kali ini gue mau membahas sebuah konsep yang sangat sensitif bagi kaum hawa, yaitu keperawanan. Ketika denger kata ini, pasti perempuan bisa jadi risih atau merasa gimana gitu karena ketika ada yang nanya "kamu masih perawan ga?" itu kayak meragukan posisi si perempuan sebagai orang yang masih "suci" atau tidak. Pernah mengalami ini? puji Tuhan belum pernah, kalo pun ditanya ya gue sudah menyiapkan jawaban ampuh untuk membungkam mulut si penanya tapi sebelum itu, mari kita bahas mengenai konsep keperawanan yang ada di kalangan masyarakat.

Dari hasil googling yang gue lakukan, dalam dunia medis sebenarnya tidak ada teori mengenai keperawanan. Di kalangan masyarakat awam, sering banget mengaitkan keperawanan perempuan dengan selaput dara atau hymen di dalam organ intim perempuan. Oleh sebab itulah, bahasan ini terdengar berkaitan dengan medis padahal itu merupakan teori yang salah. Gue menggarisbawahi dua alasan kenapa selaput dara ini tidak dapat dijadikan patokan pemeriksaan keperawanan perempuan. Satu, karena tidak semua perempuan dilahirkan mempunyai selaput dara. Kedua, karena ada sebagian perempuan yang lahir dengan hymen yang sangat tipis sehingga bisa robek kapan saja ketika melakukan aktivitas berat atau kegiatan olahraga seperti berkuda, bersepeda atau berlari sekalipun. 2 alasan tersebut bisa menimbulkan ketidakadilan ketika perempuan dicap tidak perawan karena terlahir dengan kondisi-kondisi di atas padahal mereka belum pernah sama sekali melakukan hubungan badan. Selain itu, gue punya alasan lain untuk menambah deretan tidak validnya teori keperawanan dalam masyarakat. Menurut gue, ga adil aja sih buat perempuan ketika mereka dianggap bisa melakukan proses pemeriksaan untuk tahu tentang keperawanan mereka sedangkan laki-laki tidak memiliki patokan pemeriksaan untuk menunjukkan bukti bahwa mereka masih perjaka atau tidak. Seharusnya kan berimbang ya, kalo ada patokan untuk pemeriksaan keperawanan berarti ada juga patokan yang bisa membukti keperjakaan dan balik lagi, di dalam dunia medis tidak ada teori keperawanan atau keperjakaan sehingga tidak dapat dibuktikan kecuali bertanya langsung ke orang bersangkutan.
 
Anyways, back to jawaban ketika ditanya "kamu masih perawan ga?". Gue pribadi merupakan penganut no sex before getting married. Terdengar kuno mungkin bagi sebagian kawula muda zaman sekarang tapi itu adalah salah satu cara gue menghargai diri ini dengan tidak berhubungan dengan orang yang salah dan gue cuma ga mau jadi perempuan bodoh. Kenapa gue bilang perempuan bodoh? karena menurut gue, perempuan itu seperti kantung dan laki-laki itu seperti pemberi benih. Saat benih tersebut berkembang, si pemberi benih bisa pergi kapan saja dan menanam benih di tempat yang lain tapi tidak dengan kantong yang terisi. Maksud dari perumpamaan ini adalah ketika kamu melakukan hubungan dan terjadi kehamilan, siapa yang nanggung? jawabannya ya si perempuannya. Nanggung beban, malu, hinaan dll yang akan muncul dari kaum internal maupun eksternal dan inget, laki-laki bisa pergi kapan saja karena mereka tidak mengalami perubahan yang berarti. 

Dengan pendapat gue di atas, apakah gue menyalahkan perempuan-perempuan yang memilih melepaskan "keperawanannya"? ya tentu tidak. Balik lagi, konsep itu  berlaku untuk gue dan mungkin tidak berlaku untuk para perempuan lain di luar sana. Mereka pasti punya pemikiran dan alasan sendiri kenapa mereka memutuskan untuk melakukan itu. Ada yang menikmati dan mengulangi tapi juga ada yang menyesalinya. Bagi mereka yang menikmati ya mereka menganggap itu hal lumrah selama bisa memberikan kenikmatan bagi dirinya pribadi dan tidak merugikan orang lain. Bagi yang menyesalinya, maybe ini bisa menjadi momok untuk masa depan mereka. Some cases yang pernah gue dengar, ketika perempuan menyesali perbuatan tersebut, dapat membuat mereka merasa tidak berharga dan lebih rendah dari perempuan-perempuan lainnya. 
 
Sebenarnya, banyak perempuan menyadari bahwa keperawanan itu adalah value dalam hidup mereka. Mungkin inilah yang menyebabkan ketika seseorang kehilangannya dan menyesali apa yang mereka perbuat, mereka merasa value dalam diri mereka juga ikutan hilang dan menyebabkan mereka merasa tidak berharga atau lebih rendah dari perempuan lain. Gue setuju bahwa keperawanan itu adalah value dalam hidup perempuan tapi itu bukan satu-satunya value. Setiap manusia diciptakan Tuhan secara unik. Mereka punya kelebihan, kekurangan dan value-value tersendiri yang bisa menjadi ciri khas mereka. Dengan kehilangan satu value, lo masih punya banyak value lain yang bisa menjadi daya tarik bagi orang lain. Lo masih bisa compete dengan para perempuan lain dan mempunyai kesempatan yang sama.
 
"Kira-kira ada ga ya laki-laki yang bakal terima gue apa adanya?" mungkin ada pertanyaan ini muncul di kepala perempuan-perempuan tersebut. Gue percaya pasti ada, tinggal perempuan itu yang menentukan pilihan, mau memaafkan dirinya, bangkit dan kembali percaya diri atau tetap berkutat dengan masa lalu yang membuat dia tambah minder dengan dirinya sendiri. Pasti ada juga laki-laki di luar sana yang ga hanya memandang atau mementingkan lo perawan atau engga untuk bisa jadi pasangan hidup mereka so don't underestimate yourself too much. Everybody makes mistakes, belajar dari kesalahan dan ga ngulangin lagi, be better for sure.



Comments

Popular Posts