Basa-basi yang Nyelekit(?)

Kali ini gue bakal bahas mengenai pertanyaan yang sering muncul ketika kalian masuk usia 20 tahun ke atas. Pertanyaan ini sering sekali dijadikan pertanyaan "basa-basi" ketika ketemu dengan orang yang mungkin udah lama ga keliatan atau pas banget lagi papasan di jalan atau suatu tempat. Entah keluarga, teman, bahkan orang yang baru lo kenal pasti ada aja yang akan bertanya tentang masalah ini.

Mungkin kalian udah ga asing dengan pertanyaan "kapan nikah?". Bagi kalian yang udah berusia 20 tahun ke atas pasti udah biasa banget dengan pertanyaan ini atau udah pada gedek tepatnya ya? hehehe. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan turunan yang banyak ditanyakan terutama di Indonesia. Diawali dengan pertanyaan "udah punya pacar belum?" kemudian kalo sudah punya, pertanyaan akan dilanjutkan dengan "kapan nikah?". Setelah lo nikah akan muncul pertanyaan "kapan mau punya anak?" then kalo sudah punya anak akan ada pertanyaan lagi "kapan anaknya punya adik?".

Pertanyaan-pertanyaan ini sering gue dapatkan setelah usia gue 20 tahun dan personally, gue ga suka sih dengan "basa-basi" ini. Mungkin ada beberapa orang yang menikmati ketika diberi pertanyaan seperti ini tapi gue merasa ga nyaman ketika harus ditanya sesuatu yang berhubungan dengan privacy gue. Menurut gue, pertanyaan ini seharusnya tidak perlu ditanyakan karena setiap orang punya kondisi yang berbeda-beda yang mungkin membuat dia ga mau ditanyain hal seperti ini, terutama bagi kaum hawa yang lebih sensitif.

Gue punya suatu pengalaman di mana ketika gue dan orang tua lagi pergi ke salah satu mall. Pas lagi jalan-jalan, ketemulah dengan salah satu teman mereka yang udah lama ga pernah ketemu ataupun komunikasi lagi. Then tante tersebut ngobrol dengan nyokap gue terus tiba-tiba nyeletuk, "kamu udah punya pacar belum?", karena masih jomblo ya gue jawab, "belum tante." dengan nada sopan. Sebelumnya, si tante ini ada nanya mengenai gue, nyokap gue jawab kalo gue baru lulus kuliah. Sontak setelah gue jawab mengenai status gue yang belum punya pacar saat itu, si tante langsung ngejawab "ayo buruan cari pacar, nanti keburu tua terus nambah susah nyari pasangan". Pas denger jawaban si tante itu sebenarnya gue mau jawab "it's not your own bussiness" cuman karena menghormati si tante itu, gue cuman pasang muka datar sambil senyum rada terpaksa gitu. Setelah pamitan sama temennya, gue sama orang tua langsung lanjut jalan lagi.

Dari kejadian itu gue cuma sekilas terpikir, beruntungnya tante itu bertanya pada kondisi gue baik-baik saja tapi coba bayangkan kalo kalian bertanya pada saat kondisi lawan bicara kalian sedang tidak baik-baik saja. For example, kalian tanya "udah punya pacar belum?" padahal orang itu udah lama pacaran terus putus sama pacarnya karena mungkin diselingkuhin atau alasan lainnya. Kalian tanya "kapan nikah?" padahal orang itu udah planning dan prepare mau nikah tapi pasangannya ninggalin dia karena sesuatu dan lain hal. Kalian nanya "kapan punya anak?" padahal orang itu baru habis kehilangan anaknya atau sudah berusaha berbagai cara untuk punya anak tapi belum mendapatkan. Kondisi-kondisi yang seperti inilah yang tidak bisa kita baca atau lihat secara kasat mata. Kalo kita di posisi mereka yang sedang down ditanyakan pertanyaan seperti itu pasti bakalan sakit banget. 

"The way you treat people will be the same like the way people will treat you" menurut gue quote ini ada benarnya. Mungkin ketika kita mau bertanya atau memperlakukan orang, terkadang kita harus mikirin apa yang akan bakal kita rasakan ketika orang lain melakukan hal yang sama dengan apa yang mau kita lakukan. Walaupun lo ga bisa memaksakan orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang lo lakuin, at least lo bisa nge-rem untuk tidak menyakiti orang lain. Sama seperti "basa-basi" tadi, kalo bisa, ga usah ditanyakan lagi. Mind your own bussiness aja karena banyak urusan kita yang seharusnya diurusin daripada ngurusin hidup orang. Ya bukan?


Comments

Popular Posts