My Thesis Journey

Sebagai seorang manusia, kita ga luput dari masalah. Semakin tinggi pohon maka badainya juga akan semakin kencang, begitu kata pepatah. Semakin bertambahnya usia, masalah yang datang juga makin besar dan beraneka ragam. Sebagian orang bisa bertahan dan memenangkan peperangan tapi sebagian orang juga memilih menyerah sebelum garis finish. Gue pernah melewati ini dan gue mau membagikan ini kepada kalian yang mungkin sedang bernasib sama dengan gue pada masa itu.

Gue lahir dan besar di salah satu kota di pulau Sumatera kemudian memilih kuliah di kota Gudeg dan menjadi anak perantauan. Pertama kali datang ke sana, masalah udah datang menghampiri. Mayoritas orang Jogja menggunakan bahasa Jawa yang ga gue mengerti sedikit pun. Waktu inisiasi kampus, gue dipertemukan dengan teman-teman yang datangnya dari pulau Jawa dan hanya gue sendiri yang datang dari pulau Sumatera dan tentunya ga ngerti bahasa Jawa yang dipakai sebagai bahasa sehari-hari mereka. Untungnya, mereka memaklumi dan membantu menjadi translator ketika ada kating ataupun kelompok lain yang berbicara bahasa Jawa.

Saat kuliah inilah gue belajar beradaptasi dengan orang-orang yang datang dari Sabang sampai Merauke. Thank God, gue bisa menemukan teman-teman yang supportive dan mau berjuang bersama selama perkuliahan. Semester demi semester terlewati dan untungnya tidak mengecewakan.

Tibalah saatnya memasuki dunia per-skripsi-an. Itulah mengapa skripsi ditaruh paling akhir karena skripsi layaknya raja dalam sebuah game yang harus ditaklukan demi sebuah gelar kebanggaan bagi yang empunya tekad dan semangat untuk menjalaninya. Gue termasuk yang tepat waktu menyelesaikan mata kuliah teori jadi waktu pengambilan skripsi juga terhitung pas, sesuai dengan planning yang ditetapkan oleh kampus gue. Gue berekpektasi bisa lulus tepat waktu supaya ga jadi beban keluarga hihihi tapi apa daya, ekspektasi hanya ekspektasi. Gue nyelesain skripsi dalam 3 semester. 

Pada awalnya, gue sangat pede dengan topik yang gue ambil dan didukung juga oleh dospem skripsi yang juga sekaligus dospem akademik gue. Perjalanan tak semulus dengan apa yang gue pikirkan. Karena objek penelitian gue yang ga biasa di prodi gue, referensi tentang skripsi gue pun sangat-sangat terbatas. Topik skripsi gue digodok terus, setelah gue hitung ada 6 kali gue ganti topik skripsi. Proses penulisan skripsi gue juga on off on off. Rasa males dan mager itu selalu datang kapanpun dan di manapun karena merasa tanggungan cuma tinggal skripsi doang dan pada akhirnya kebablasan. 1 semester gue lewat tanpa hasil karena gue belum sempro. 

Masuk ke semester selanjutnya, proposal skripsi gue diterima dengan topik yang ke-enam. Ragu dan penuh ketakutan, itu yang gue rasain ketika mau sempro karena gue sendiri ga pede dengan apa yang gue tulis. Yaps, sama dengan hasilnya yang juga sangat mengecewakan. Gue keluar sidang dengan sempro yang ditolak. Pada saat itu gue ditungguin sama temen-temen gue, udah dibawain bucket, snack and anything else but gue mengecewakan dengan ga dapet apa-apa. Gue sempet nangis bentar dan setelah itu pergi makan sama temen-temen gue. Pas balik kosan, lanjut lagi nangis karena harus memberikan kabar buruk ke orang tua. 

Nyokap sempet nawarin buat balik dulu tapi gue memilih untuk ga balik. Gue memilih untuk face the reality. Kalo ditanya darimana semangatnya, gue juga ga tau tapi pas kelar nangis juga cuma ngaca dan bilang sama diri sendiri, "Ga usah buang waktu dengan nangis atau merasa bersalah karena itu ga nyelesain masalah. Lo harus ngejer ketertinggalan lo dan lari sampai garis finish." 

Hari itu ada jadwal bimbingan dan hari itu juga gue pergi bimbingan tapi ya dapetnya cuma wejangan dari dosen aja untuk tetap semangat dan sebagainya. Akhirnya gue memutuskan untuk ganti topik lagi dan ngajuin ke dospem gue. 7 kali ganti topik dan topik yang terakhir ini menghantarkan gue ke step yang gue tunggu-tunggu. Perjalanan menyelesaikan bab demi bab itu ga gampang. Revisi sana sini, nyari referensi sana sini, bolak balik perpustakaan tiap hari, malemnya masih begadang ngerjain skripsi. Melawan rasa males dan mageran itu susah banget tapi kalo ga dilakuin ya ga maju-maju. Untunglah gue dikelilingi teman-teman yang super supportive jadi gue ga merasa sendirian. 

Long story short, wawancara narasumber, proses analisis dan penulisan skripsi gue selesai. Di hari pendaftaran sidang, masih ada cobaan lain yang dateng. Gue udah dateng pagi-pagi ke kantor dosen tapi dosen gue ada rapat. Jadi nungguin tanda tangan dari beliau, setelah itu harus persiapan berkas-berkas untuk daftar skripsi. Hari itu gue bolak balik ke tempat fotocopyan dan ruang tata usaha. Dari jam 07.00 keluar kos, alhasil baru selesai jam 16.00.

Beberapa hari kemudian, jadwal sidang gue keluar dengan dosen penguji utama yang ga pernah gue ambil matkulnya jadi wataknya dan cara dia bertanya gue ga tau blas. Ada rasa ragu karena pernah gagal tapi pada saat itu gue cuman bilang dalem hati "Ga usah takut, lo yang nulis skripsi itu sendiri, ga beli kan. Jadi lo pasti tau apa yang harus lo jawab ketika ditanya sama dosen penguji itu.". Berusaha untuk positif thinking terus setiap hari. Dari pengumuman ke hari sidang hanya berselang 4 hari. 

Gue sidang di tanggal 12 April 2019. H-1 sebelum sidang, gue ga ada grogi-groginya, sampai masuk ruang sidang juga ga grogi sama sekali karena gue percaya kalo Tuhan sudah bawa gue sampe step ini berarti Dia juga yang akan menyertai gue melewati step ini. God is good, sidang skripsi gue berakhir dengan baik. Gue bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik tanpa ada grogi dan gue dinyatakan lulus oleh ketiga dosen yang menguji.

Dalam perjalanan ini, gue belajar banyak hal. Gue belajar untuk pantang menyerah, kalo lo jatuh 7 kali, lo harus bangkit lagi dan jalan lagi sampai dengan garis finish. Kalo kata quote di Google, Tuhan itu maha adil kok, dia tau kemampuan anak-Nya, kalo lo di posisi yang sulit sekarang berarti Tuhan tuh tau lo bisa ngelewati itu. You are bigger than your problem dude. Anggap setiap perjalanan sebagai bekal untuk melangkah ke tahap selanjutnya karena akan semakin kencang badai yang datang menghampiri di hari depan.

Good luck buat yang masih menyelesaikan skripsinya, jangan putus asa dan tetap berusaha!!

 

Comments

Popular Posts